Memahami Instrumen Investasi untuk Pemula

Panduan Investasi
stack of silver coins with trading chart in financial concepts and financial investment business stock growth

Memahami Instrumen Investasi untuk Pemula, Anda mungkin bertanya-tanya, “Di mana sebaiknya saya berinvestasi?” Mengingat ada begitu banyak instrumen investasi yang tersedia, seperti deposito, obligasi, reksa dana, saham, emas, valuta asing, peer to peer lending, bitcoin, dan masih banyak lagi. Setiap instrumen investasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Dalam dunia investasi, ada hukum klasik yang dikenal dengan istilah “high risk high return” dan “low risk low return”. Artinya, semakin besar risiko investasi, semakin besar potensi keuntungannya, dan sebaliknya. Sebelum memutuskan instrumen investasi mana yang akan Anda pilih, penting untuk memahami pemetaan investasi dengan dua dimensi.

Dimensi pertama adalah pengkategorian berdasarkan tingkat risiko dan return, yang akan saya gambarkan dalam sumbu vertikal. Sedangkan dimensi kedua adalah pengkategorian berdasarkan periode waktu investasi, yang akan saya gambarkan dalam sumbu horizontal.

Dengan demikian, kita memiliki empat area pemetaan investasi. Area pertama adalah instrumen investasi dengan risiko tinggi dan return tinggi dalam jangka pendek. Area kedua adalah instrumen investasi dengan risiko tinggi dan return tinggi dalam jangka panjang. Kemudian, ada area untuk instrumen investasi dengan risiko rendah dan return rendah dalam jangka pendek, serta area untuk instrumen investasi dengan risiko rendah dan return rendah dalam jangka panjang.

Panduan Investasi

Mari kita bahas lebih dalam masing-masing area investasi ini. Area pertama adalah instrumen investasi jangka pendek dengan potensi keuntungan tinggi, namun juga potensi kerugian tinggi, seperti trading saham, trading forex, atau investasi dalam barang-barang yang bernilai dan akan dijual dalam waktu singkat.

Area kedua adalah instrumen investasi jangka panjang dengan potensi keuntungan tinggi, tetapi juga potensi kerugian tinggi, seperti investasi dalam saham blue chip, reksa dana campuran, atau investasi properti.

Area ketiga adalah untuk instrumen investasi jangka pendek dengan potensi keuntungan dan kerugian yang rendah, seperti reksadana pasar uang atau obligasi negara retail.

Terakhir, area keempat adalah untuk instrumen investasi jangka panjang dengan potensi keuntungan yang relatif kecil, namun tingkat risiko yang rendah, seperti deposito atau investasi emas.

Penting untuk dipahami bahwa kebanyakan investor seringkali mengkombinasikan instrumen investasi dari beberapa area, sesuai dengan profil risiko masing-masing investor. Bagaimanapun juga, alokasi aset harus dilakukan secara proporsional.

Sebelum mengalokasikan investasi Anda, ada beberapa pertanyaan yang perlu Anda pertimbangkan, seperti target waktu investasi, fleksibilitas aset, kemampuan untuk memantau pertumbuhan aset, dan anggaran yang tersedia untuk investasi.

Dengan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan ini, semoga Anda bisa membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana dan sesuai dengan profil risiko Anda.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *